Tangan-tangan pertimbangan
menggenggam erat pisau kewarasan
rajin dikilir pada batu fikir
tajam berkilat sedia diuji di dapur hayat
memotong mentimun nasib
atau menghiris daging kecundang
dan keras tulang temulang takdir.
Jangan dibuang pisau kewarasan
tumpulnya terus dikilir pada batu fikir
menyiapkan sajian kesejahteraan
abadikan lazat juadah dari menu wawasan
memenuhi setiap pesan wawasan.
Dengan tajam pisau kewarasan
cermatlah tika menghiris dan memotong
agar jari-jari harapan
pada tangan-tangan pertimbangan
tak terguris luka menitip ngilu ke kalbu
menitiskan hitam darah keaiban
meninggalkan parut berzaman.
-Januari 17, 2010
Bachok, Kelantan