30 August, 2009

USAH PERCAYA IKRAR DAN JANJI


Usah percaya sangat
usah mengharap sangat
ikrar dan janji
sehidup semati
rela mengharungi pekat malam
meredah onak dan duri kehidupan
bersama,
betulkah?

Sebelum bencana,
sebelum tibanya petaka
indahnya dunia kita
secerah bulan dan mentari
mendung tidak berani mendekati
kelabu menjauh diri.

Musibah mengubah segalanya
mendung berarak menutup langit hidupku
mentari tidak bersinar seperti dulu
bulan kelabu di birai hatiku
yang ada hanya duri
dalam mataku.

Jangan percaya pada janji.
Jangan percaya pada ikrar.

23 August, 2009

MIMPI TIDAK PASTI


Masih ingatkah
Di mana kita bermula
Merawat dukanya hati seorang lelaki?
Aku tidak layak dipanggil manusia
Memusnahkan segala impian
Dari segala impian.

Masih ingatkah
Di mana kita mula berlari
Mengejar mimpi yang tidak pasti?
Aku yang terasa hina
Dengan dunia yang terlalu adil
Membuai segala mimpi.

Terasa mimpi ini
Ngerinya tidak pasti
Entah bila akan bermula dan berakhir
Tidur dan bangun sama jua
Masih bernafas lagi
Tidak mati.

HARI INI

Hari ini
kita belajar tentang duka
duka yang tak habis
untuk kita kikis
di hujung keris.

Hari ini
kita belajar tentang bukti
bukti yang teruji
yang selama ini dikhianati
oleh bangsa sendiri!

Hari ini kita masih lagi membaca
Tentang cerita duka
Duka yang sengaja
Direka cipta
Untuk berkuasa!

Hari ini
kita terus membaca
duka yang tak habis
halaman demi halaman
yang tak pernah selesai!

19 August, 2009

MENJANGKAU USIA


Saat waktu memanggilku
mendakapnya
aku berpaling daripada rangkulan usia
dan berjalan meniti jambatan-jaambatan
angka
menyeberangi sungai pengalaman
di permatang usia.

Saat usia menyapaku
yang angkuh berjalan di lantai pedomanku
meretak pada cempera seribu
melewati lopak-lopak dosa silamku
terserpih di jubin pendirian.

Usia adalah takah pertimbangan
adil di dacing kudus kalbu
menipu saat egois memberatiku.
- ogos 2009

18 August, 2009

SEKUNTUM BUNGA, SEORANG PERINDU




Kucari bunga yang mengharum
datanglah ke tanganku
dengann jemari seorang perindu
kusentuh kelembutanmu
sekuntum bunga
bernama kenangan.

Hidup ini terlalu jauh
perjalanan mencari pengertian
apakah cinta akan berdiri
di depan pintu kemarahan
tatkala kutatap ranting
sekuntum bunga
bernama pengalaman.

Malam ini aku berdiri di depanmu
sebagai perindu zaman
demi kasih tanah hidupku.

07 August, 2009

SESEKALI BERMAIN ANGIN




Sesekali menginjak padang lautmu
terasakan angin begitu manja
dan tangan mesra mendakap tubuh
lalu ikan-ikan yang hilir mudik
terasakan cinta kita terpahat mesra
yang teramat kukuh dan kejab.

Sesekali tangan menyentuh anginmu
seakan layar hidup berkembang
ditongkah arus
lalu belayar megah ke pangkalan dewasa
sayap-sayap camar melebar
dan melakarkan makna di mercu dunia.

Sesekali bermain angin di musim mesra ini
terasakan persahabatan seperti
sebuah bahtera kekebasan
menongkah laut terbuka
menuju pangkalan usia yang kematian
gelora.

02 August, 2009

KUNTUM MUDA


Luruh dari tangkai
bila deru angin menyapa santai
kilas gerak dedaunan
bagai Salji yang ditabur gemawan
kuntun-kuntum itu masih muda
tak ingin gugur sia-sia
lalu angin ditanya
“Sudikah kau mengiringi cerita
kembara kami melihat dunia?”

01 August, 2009

PADA SELEMBAR OMBAK TANYA


Dan akhirnya kita bertemu
mengisar pasir
dan selembar ombak tanya.

Malam itu, kita bertemu dingin
menatap gugurnya dedaunan janji
bening matamu berkedip
menyibak mimpi-mimpi serupa tawa manja
saling bercanda.

Padaku, pernah kau ceritakan
lagenda sang kijang emas mencuri senja
cemburu pada kilauan menyerlah
hadir malam terlupakan gelap
mematikan langkah juga secuil rasa.

Luka terlalu indah, kata pencipta riwayat cinta
sama seperti dedaunan rindu
gugur melayang, ditampar angin
kencang
tanpa belas dan alamat tamat.

Mungkinkan cukup di sini?
Cukup di langit buana ini, aku abadikan
tentang pertemuan kedua mata kita itu
membicarakan tentang hati-hati
tersenyum mendiamkan rasa, tak terbuka
mesKi selembar ombak tanya….
tentang adanya kita.
 

ARENAPUISI Copyright © 2008 Black Brown Pop Template designed by Ipiet's Blogger Template