Dapatkah kita melupakan
sejarah kehidupan
yang dilakar dengan kepahitan
ketika rindu semakin menebal
ketika ingatan terlalu kental?
Dapatkah kita lari
meninggalkan keakraban
yang kita lakar dalam sinaran
setelah terlalu lama mengharungi
sungai kerikil dan jalan berduri?
Dapatkah kita menuju ke pintu itu
bernama perpisahan; sedangkan
kita masih sekian kali
memintal pelangi di langit
menyinari tunjang kasih
ke akhir perjalanan ini?
Dapatkah kita
menghrungi kehidupan selepas ini
masing-masing membawa hati
yang calar dan luka
menuju persinggahan abadi?
Dapatkah kita?
0 comments:
Post a Comment