Dan akhirnya kita bertemu
mengisar pasir
dan selembar ombak tanya.
Malam itu, kita bertemu dingin
menatap gugurnya dedaunan janji
bening matamu berkedip
menyibak mimpi-mimpi serupa tawa manja
saling bercanda.
Padaku, pernah kau ceritakan
lagenda sang kijang emas mencuri senja
cemburu pada kilauan menyerlah
hadir malam terlupakan gelap
mematikan langkah juga secuil rasa.
Luka terlalu indah, kata pencipta riwayat cinta
sama seperti dedaunan rindu
gugur melayang, ditampar angin
kencang
tanpa belas dan alamat tamat.
Mungkinkan cukup di sini?
Cukup di langit buana ini, aku abadikan
tentang pertemuan kedua mata kita itu
membicarakan tentang hati-hati
tersenyum mendiamkan rasa, tak terbuka
mesKi selembar ombak tanya….
tentang adanya kita.
mengisar pasir
dan selembar ombak tanya.
Malam itu, kita bertemu dingin
menatap gugurnya dedaunan janji
bening matamu berkedip
menyibak mimpi-mimpi serupa tawa manja
saling bercanda.
Padaku, pernah kau ceritakan
lagenda sang kijang emas mencuri senja
cemburu pada kilauan menyerlah
hadir malam terlupakan gelap
mematikan langkah juga secuil rasa.
Luka terlalu indah, kata pencipta riwayat cinta
sama seperti dedaunan rindu
gugur melayang, ditampar angin
kencang
tanpa belas dan alamat tamat.
Mungkinkan cukup di sini?
Cukup di langit buana ini, aku abadikan
tentang pertemuan kedua mata kita itu
membicarakan tentang hati-hati
tersenyum mendiamkan rasa, tak terbuka
mesKi selembar ombak tanya….
tentang adanya kita.
0 comments:
Post a Comment